Agar peserta didik SMP dapat mempelajari IPA dengan benar, maka
IPA harus dikenalkan secara utuh, baik menyangkut objek, persoalan, maupun
tingkat organisasi dari benda-benda yang ada di dalam jagat raya. Dimensi objek
IPA meliputi:
a.
Benda-hidup:
mencakup (a) Plantae (tumbuhan), (b) Animalium (hewan) termasuk di dalamnya
manusia, (c) Fungi (jamur), (d) Protista, (e) Archebacteria, dan (f) Eubacteria
b.
Benda
tak hidup: mencakup (a) bumi (tanah dan batuan, air, dan udara), (b) tata surya,
(c) galaksi, dan (d) jagat raya (alam semesta)
Berdasarkan tinjauan dari segi dimensi tingkat organisasi benda
alam dapat dibuat gradasi mulai dari :
(1). Sub-atom (proton, elektron, dan neutron), (2). Atom, (3). Molekul,
(4).Unsur, senyawa, dan campuran, (5). Zat dan (6). Benda. Sebagai contoh bendanya
berupa pohon, maka dari segi zat pohon tersusun atas zat padat berupa
serat, zat cair berupa air dan zat terlarut di dalamnya terkandung juga gas
yang terdapat dalam sel maupun antar sel.
Dimensi tema/persoalan IPA dapat dikaji dari aspek-aspek
berikut (Walde University, 2002:), yaitu:
a.
Tema/persoalan
IPA sebagai proses
penemuan (Science as inquiry): menyangkut (a).
Penemuan ilmiah dan (b). Metode ilmiah.
b.
Tema/persoalan
IPA dari aspek fisika
(Physical science)
menyangkut: (a). Sifat materi
dan perubahan sifat dalam materi, (b). Gerak dan gaya, dan (c). Transfer energi
c.
Tema/persoalan
IPA dari aspek biologi (Living science) menyangkut: (a). Struktur dan fungsi dalam sistem kehidupan,
(b). Reproduksi dan Penurunan Sifat, (c).
Regulasi dan Tingkah Laku, (d),
Populasi dan Ekosistem, (e). Ke
ragaman dan Adaptasi organisme.
d.
Tema/persoalan
IPA dari aspek Bumi dan Antariksa (Earth and space science) mengkaji:
(a). Struktur sistem bumi, (b). Sejarah Pembentukan Bumi, dan (c). Bumi dan
Sistem Tata Surya
e.
Tema/persoalan
IPA hubungannya dengan teknologi (Science and techno-logy) mengkaji (a).
Rancangan-rancangan teknologi, (b).
Keterkaitan IPA dan teknologi
f.
Tema/persoalan
IPA dari perpektif personal dan sosial (Personal and social perpectives)
mengkaji, (a). Kesehatan diri, (b). Populasi, sumber daya, dan lingkungan, (c
). Bencana alam, (d). Resiko dan keuntungan, serta (e). Sains, teknologi, dan
masyarakat.
g.
Tema/persoalan
IPA dari sisi sejarah dan hakikat IPA (History and natural of science)
mengkaji, (a). IPA sebagai hasil rekadaya/usaha keras manusia, (b). Hakikat IPA
sebagai ilmu, dan (c). Sejarah perkembangan IPA sebagai ilmu.
Khusus untuk tema/persoalan yang berkait
dengan aspek biologi dapat pula didekati dengan apa yang sudah dikembangkan
oleh BSCS (BSCS, 1996) yang meliputi :
a. Pola-pola evolusi dan produk perubahan (Evolution:
patterns and products of change).
b. Interaksi dan interdependensi (Interaction and interdependence).
c.
Penjagaan/pemeliharaan
keseimbangan yang dinamik (Maintenance of a dynamic equilibrium).
d. Pertumbuhan, perkembangan, diferensiasi (Growth, development, and
differentiation).
e. Kelangsungan genetik (Genetic
continuity)
f.
Energi,
materi dan organisasi (Energy, matter, and organization)
g. Ilmu Pengetahuan Alam, teknologi, dan
masyarakat (Science, Technology, and Society)
Bentley dan Watts (1989) mengemukakan
bahwa persoalan atau tema IPA dapat dikaji dari aspek kemampuan yang akan
dikembangkan pada diri peserta didik , yakni mencakup aspek mengkomunikasikan
konsep secara ilmiah, aspek pengembangan konsep dasar sains, dan pengembangan
kesadaran IPA dalam konteks ekonomi dan sosial. Sementara Djohar (2000)
mengajukan struktur keilmuan IPA seperti
tampak pada gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan
bahwa kajian IPA untuk SMP jika ditinjau dari dimensi objek, tingkat
organisasi, dan tema/peroalannya aspek fisis, kimia, dan biologi, akan banyak
sekali jenis kajiannya. Oleh karena itu, agar peserta didik SMP dapat mengenal kebulatan IPA sebagai
ilmu, maka seluruh tema/persoalan IPA pada berbagai jenis objek dan tingkat
organisasinya dapat dijadikan bahan kajian, sepanjang tetap dalam kerangka
pengenalan. Dengan kata lain, kajian IPA untuk SMP hendaknya luas untuk
memenuhi keutuhannya. Dengan demikian, IPA sebagai mata pelajaran hendaknya
diajarkan secara utuh atau terpadu, tidak dipisah-pisahkan antara Biologi,
Fisika, Kimia, dan Bumi Antariksa. Selain tidak jelasnya keutuhan konsep IPA
sebagai ilmu (karena aspek IPA, teknologi dan masyarakat tidak terlingkupi),
juga berat bagi peserta didik SMP karena
konsep IPA menjadi kumpulan dari konsep-konsep Biologi ditambah dengan Fisika,
Kimia, dan Bumi Antariksa. Hal ini mengingat tingkat berpikir sebagian besar
peserta didik SMP masih pada taraf
perubahan/transisi dari fase kongkrit ke fase operasi formal. Hanya sebagian
kecil peserta didik SMP yang sudah dapat
benar-benar pada tataran operasi formal, karena fase formal mulai dicapai oleh
anak pada usia 14 tahun, itupun penyelelidikannya dilakukan pada bangsa-bangsa Anglosakson (Carin dan Sund,
1989).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar